...

Kunci Bertahan di Pasar Saham: Sabar

“Investasi di pasar saham selalu membuka peluang untuk investor mendulang keuntungan.”
Robertus Serin
14 April 2025

Investasi di pasar saham selalu membuka peluang untuk investor mendulang keuntungan. Tapi sayangnya kemudian banyak orang sering jatuh di pasar saham karena berharap "keuntungan cepat", sehingga terjadi fenomena Fear of Missing Out atau FOMO yang ujung-ujungnya merugikan.

Investor harus tahu bahwa salah satu kunci keberhasilan mendulang keuntungan di pasar saham adalah dengan kesabaran. Bukan cuma tahu kapan beli dan jual, tapi seberapa lama kamu bisa bertahan dengan strategi yang sudah kamu pilih.

Artikel ini akan membahas kenapa kesabaran sangat penting dalam investasi, apa dampaknya secara psikologis dan finansial, serta bagaimana cara melatih kesabaran sebagai investor pemula.

1. Pasar Saham Tidak Bergerak Lurus – Itu Normal
Satu hal yang harus dipahami oleh setiap investor saham adalah harga saham selalu naik dan turun. Bahkan saham-saham besar seperti Apple, Microsoft, dan Google pun tidak selalu naik setiap bulan. Ada masa di mana saham tersebut turun hingga 10%, 20%, bahkan lebih. Tapi, kalau kita lihat pergerakan jangka panjang (5-10 tahun ke atas), sebagian besar dari saham-saham bagus tetap menunjukkan tren naik.

Kesalahan terbesar banyak pemula adalah panik saat harga turun. Mereka berpikir sudah salah pilih saham, lalu buru-buru jual dan rugi. Padahal, penurunan jangka pendek adalah bagian alami dari proses naiknya nilai saham jangka panjang.

2. Time in the Market > Timing the Market
Pernah dengar kutipan legendaris dari Warren Buffett: "Time in the market is more important than timing the market." Ini artinya, yang paling menentukan kesuksesanmu adalah berapa lama kamu berada di pasar, bukan seberapa jago kamu memilih waktu beli.

Banyak orang sibuk menunggu "harga terendah" untuk beli saham, tapi akhirnya malah tidak beli-beli karena ragu. Di sisi lain, investor yang sudah masuk lebih dulu dan konsisten justru menikmati hasilnya karena waktu bekerja untuk mereka.

3. Bunga Majemuk Butuh Waktu
Albert Einstein menyebut bunga majemuk sebagai "keajaiban dunia ke-8". Tapi keajaiban ini tidak muncul dalam waktu sebulan atau setahun. Keuntungan dari saham yang kamu reinvestasikan akan terus tumbuh, seperti bola salju yang menggelinding dan makin besar.

Semakin lama kamu bertahan, semakin besar pertumbuhan eksponensialnya.

4. Kesabaran Menjaga dari Keputusan Emosional
Pasar saham bisa sangat volatil. Ketika kamu melihat portofolio merah, ada dorongan untuk menjual dan menghindari kerugian. Tapi seringkali, keputusan yang didasari emosi justru membawa hasil yang buruk. Banyak investor ritel menjual sahamnya di harga rendah karena takut, hanya untuk melihat saham itu kembali naik setelahnya.

Kesabaran di sini bukan berarti kamu pasrah. Tapi kamu tenang. Kamu percaya pada riset dan strategi yang kamu pilih. Kamu tidak mudah terombang-ambing oleh berita negatif atau pendapat orang lain.

5. Contoh Nyata dari Investor Sabar
Sebut saja Warren Buffett. Ia membeli saham Coca-Cola sejak 1988, dan hingga sekarang (lebih dari 30 tahun), ia masih memegangnya. Harga saham tersebut telah naik berkali-kali lipat, belum termasuk dividen yang rutin dibagikan. Buffett tidak tergoda untuk menjual hanya karena sahamnya turun sesekali. Ia sabar. Ia percaya pada fundamental perusahaan.

Atau lihat Peter Lynch, manajer Magellan Fund yang sukses besar di tahun 80-an. Ia selalu menyarankan investor untuk berinvestasi pada perusahaan yang mereka pahami, dan bersabar menunggu hasil. Menurutnya, banyak orang gagal bukan karena salah pilih saham, tapi karena tidak tahan menunggu.

6. Psikologi Kesabaran: Bukan Hal yang Mudah
Kita hidup di era serba cepat. Makanan datang dalam 15 menit, berita viral dalam hitungan detik, dan kita bisa jual beli saham hanya lewat aplikasi. Di tengah kecepatan itu, melatih kesabaran justru menjadi tantangan tersendiri.

Kesabaran dalam investasi bisa dilatih lewat:

Mindset jangka panjang: Fokus pada tujuan 5–10 tahun ke depan, bukan hari ini.

Jurnal investasi: Tulis alasan kenapa kamu membeli saham tertentu, agar kamu tidak tergoda menjualnya hanya karena harga turun.

Evaluasi berkala, bukan harian: Lihat portofolio per bulan atau per kuartal, bukan setiap jam.

Belajar dari sejarah: Pelajari bagaimana saham-saham besar butuh waktu bertahun-tahun untuk tumbuh.

7. Kesabaran Tidak Berarti Diam
Sabar bukan berarti kamu harus pasif. Sabar artinya kamu tahu apa yang kamu lakukan. Kamu tetap belajar, tetap menganalisis, tetap disiplin menyetor dana ke portofolio, dan tetap terbuka terhadap informasi baru. Tapi kamu tidak mudah panik. Kamu tidak buru-buru jual hanya karena takut ketinggalan.

Sabar artinya percaya pada proses. Kamu tahu bahwa investasi saham bukan mesin ATM instan, tapi alat membangun kekayaan jangka panjang.

Kesimpulan: Sabar Itu Mahal, Tapi Menguntungkan
Investasi saham bisa sangat menguntungkan, tapi hanya untuk mereka yang sabar. Pasar tidak bisa kamu kendalikan, tapi reaksi dan keputusanmu bisa kamu atur. Sabar bukan cuma soal waktu, tapi soal karakter.

Ingatlah: kamu tidak harus jadi yang paling pintar, atau paling cepat. Kamu hanya perlu jadi cukup sabar untuk membiarkan investasi kamu tumbuh.

“The stock market is a device for transferring money from the impatient to the patient.”
— Warren Buffett