Percayalah bahwa apa yang Anda rasakan juga dialami oleh kebanyakan investor. Sebab, pasar saham saat ini memang sedang lesu.
Sejak awal tahun, indeks S&P500 telah longsor hingga 15,28%. Sementara NASDAQ dan Dow Jones masing-masing anjlok 20,94% dan 11,51% dalam setahun.
Sebelum menjawab pertanyaan "Apa yang harus dilakukan" saat pasar sedang jatuh. Kami akan kasih tahu apa yang terjadi saat ini hingga pasar terpukul parah.
Semua kekacauan pasar saham saat ini diakibatkan oleh ambisi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyeimbangkan neraca dagang Paman Sam (julukan AS) dengan mitra dagang dari negara lain. AS diketahui memiliki defisit neraca dagang dengan negara lainnya.
Sehingga Donlad Trump menerapkan tarif timbal balik terhadap negara-negara mitra dagang, di mana AS mengalami defisit neraca dagang.
Merasa bisa kendalikan ekonomi, yang ada malah bencana. Perhitungan tarif yang menurut menteri keuangan RI Sri Mulyani "tidak ada ilmu ekonominya" itu membuat pemberlakuan tarif terhadap mitra dagang negara lain sangat tinggi.
Ada 60 negara yang ikut kena tarif, tak terkecuali aliansinya di Eropa. Misalnya saja Indonesia yang dikenakan tarif hingga 32%. Lebih parah tarif dengan China, di mana bea masuk barang China ke AS dikenakan tarif hingga 104%.
Tindakan Trump ditanggapi berbagai macam. Ada yang melawan, ada juga yang mengajak negosiasi, ada juga yang langsung menyerah dengan menawarkan tarif impor barang AS hingga 0%.
Hasilnya? nihil.
Tidak adanya progres mengenai tarif, meskipun AS membuka kesempatan negosiasi akhirnya menciptakan ketidakpastian.
Alarm resesi pun menyala, Indikator JP Morgan mengatakan peluang resesi AS mencapai 40%.
Nah.. itu secara singkat apa yang terjadi. Sekarang pertanyaan terpenting adalah.
Perusahaan Wealth Management besar Merril Lynch kasih 5 tips buat investor dalam hadapi pasar tidak kondusif seperti saat ini.
1. Diversifikasikan portofolio Anda. “Salah satu cara untuk membatasi dampak penurunan pasar adalah dengan mendiversifikasi portofolio saham AS dengan jenis investasi lain, termasuk saham internasional; obligasi jangka panjang berkualitas tinggi seperti obligasi pemerintah dan obligasi korporasi dan kota berperingkat tinggi ; dan aset lainnya,” kata Matthew Diczok, kepala Strategi Pendapatan Tetap, Kantor Investasi Utama, Merrill dan Bank of America Private Bank.
Dengan mendiversifikasi obligasi dan uang tunai dengan saham Anda, Anda mungkin dapat memperlancar sebagian naik turunnya pasar, sehingga berpotensi mengurangi kerugian saat terjadi penurunan.
2. Cari peluang strategis. Dalam masa penurunan, saham defensif seperti barang kebutuhan pokok, perawatan kesehatan, dan utilitas, serta perusahaan dengan neraca yang kuat, dapat menawarkan peluang. Saham berkualitas tinggi yang membayar dividen , terutama saham perusahaan yang secara konsisten meningkatkan dividennya, dapat membantu meningkatkan total laba Anda saat harga saham turun.
3. Seimbangkan kembali portofolio Anda. Selama pasar bullish yang panjang, saham Anda mungkin tumbuh lebih cepat daripada obligasi atau uang tunai Anda, sehingga membuat portofolio Anda tidak seimbang. Gunakan waktu ini untuk memperbaiki ketidakseimbangan apa pun. Jika portofolio Anda telah menyimpang dari rencana strategis Anda, pertimbangkan untuk memindahkan beberapa aset untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut. Misalnya, jika portofolio saham Anda telah tumbuh melampaui alokasi aset target Anda, mungkin sudah waktunya untuk menyeimbangkan kembali sebagian darinya menjadi obligasi.
4. Tetapkan perspektif yang tepat. Tidak peduli seberapa lama atau dalam penurunan yang terjadi, pasar telah bangkit kembali di masa lalu. "Pasar yang lesu telah terjadi di masa lalu, dan sejarah menunjukkan bahwa pasar pulih dan tumbuh lebih tinggi dari sebelumnya," kata McGregor. "Investor yang tetap tenang dan disiplin selama pasar yang negatif cenderung menghindari kesalahan umum dan berpotensi menikmati masa depan yang lebih baik. Semakin lama Anda berinvestasi, semakin baik peluang Anda untuk mencapai tujuan jangka panjang."
5. Teruslah berinvestasi secara teratur. Dengan menempatkan sejumlah uang tertentu ke dalam investasi Anda secara berkala, Anda cenderung membeli saham dengan harga yang lebih rendah dan berpotensi melihat kenaikan nilai saham tersebut saat pasar pulih. Strategi ini, yang disebut dengan dollar cost averaging, dapat menjadi efisien saat pasar sedang turun.